Tak Ada Kendala Terbangkan Tucano dari Brasil ke Indonesia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - William Souza, purnawirawan Angkatan Udara Brazil yang menerbangkan salah satu dari empat unit pesawat serang ringan bermesin turboprop EMB 314 / A-29 Super Tucano baru milik TNI AU ke Indonesia dari Brazil mengaku tidak mengalami kendala selama penerbangan.
Jalur yang ia tempuh selama 14 hari dengan total 54 jam penerbangan, dari pabriknya di Gaveao Pieixoto San Jose dos Campos, Brazil, melewati Noronha Island, Brazil, Sal Island Cape Verde, Gran Canaria Island, Spanyol, Nador, Marko, Palermo, Italia, Athena, Yunani, Luxor, Mesir, Doha, Qatar, Muscat, Oman, Ahmedabad, India, Kalkuta, India, Rayong, Thailand, Medan dan Jakarta.
Ditemui wartawan usai ketibaannya di Landasan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (01/09/2012), mengatakan ia juga sempat melintasi Samudera Atlantik, yang memakan waktu sekitar enam jam.
"Penerbangan kami berjalan lancar, saya sangat nyaman melakukannya," ujar William.
Pesawat tersebut dengan bahan bakar penuh, kata William dapat terbang selama 7 jam. Namun demi keselamatan idealnya pesawat itu hanya boleh diterbangkan tidak lebih dari lima jam.
Menurutnya pesawat tersebut merupakan sebuah karya seni, dan di kelas baling-baling Super Tucano adalah salah satu pesawat yang memiliki peralatan avionik terbaik.
William datang bersama tiga orang rekannya, yang sama-sama akan melatih pilot TNI AU di Malang, Jawa Timur untuk menerbangkan pesawat bermoncong Hiu itu.
"Kita akan melatih hingga Januari, untuk menerbangkan pesawat ini sebenarnya tidak ada bedanya dengan pesawat lain," tuturnya.
Super Tucano Sudah Tiba di Markas Skadron Udara 21
Empat pesawat serang ringan EMB-314 Super Tucano yang dibeli Pemerintah RI sudah tiba di Malang, Jawa Timur, dan mendiami markas utamanya di Skadron Udara 21, Lanud Abdulrahman Saleh. Pesawat selanjutnya akan menjalani serangkaian acceptance-test sebagai persyaratan mutlak sebelum diserahterimakan kepada TNI AU, operatornya di Indonesia. Setelah itu tim penerbang dari Embraer, Brazil, yang dipimpin Capt. Carlos Alberto akan kembali ke negaranya.
“Serah terima dari pihak Embraer kepada Kementerian Pertahanan RI akan dilakukan di Lanud Abdulrahman Saleh, 17 September mendatang. Pada hari yang sama, Kemenhan akan menyerahkannya secara resmi kepada TNI AU selaku operator. Sejak hari itulah TNI AU resmi bisa mengoperasikannya sebagai unsur kekuatan udara RI,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma TNI Azman Yunus kepada Angkasa, Minggu siang tadi (2/8) di Jakarta.
Pendaratan di Lanud Abdulrahman Saleh, merupakan akhir penerbangan ferry yang amat panjang yang dilakukan Capt. Carlos Alberto dan tujuh rekannya sesama penerbang dari Embraer. Untuk kelancaran penerbangan dan persinggahan di sejumlah negara, pesawat ditulisi “Experimental” dan diberi nomor registrasi Brazil. Dari pabrik pembuatannya di San Jose dos Campos, Brazil, ke Malang, pesawat total menjalani penerbangan selama 54 jam 35 menit. Mereka singgah di 14 lapangan terbang di 12 negara. Pesawat singgah di Cape Verde, Spanyol, Maroko, Italia, Yunani, Mesir, Qatar, Oman, India, Thailand, lalu Indonesia.
Dengan drop-tank (tangki bahan bakar cadangan), pesawat dikatakan, mampu terbang sejauh 2.855 km atau selama 7,5 jam. Pesawat ini mampu terbang hingga ketinggian 35.000 kaki dengan kecepatan maksimum 320 knot atau 580 km/jam. (adr)